Natal Yang Indah
Hari ini aku melihat banyak yang berbeda dari kota ini. Kota yang biasanya sunyi-sepi, kini menjadi riuh-ramai. Banyak ornamen-ornamen menghiasi sudut-sudut kota. Ada pula lampu kelap-kelip dan beragam spanduk yang berisi kata-kata indah memenuhi kota ini. Hampir di sepanjang jalan aku melihat toko-toko dan gedung-gedung dihias dengan sangat indah. Indahnya suasana Natal telah memberikan nafas yang berbeda dari kota ini.
Di radio-radio, di tipi-tipi aku mendengar lagu-lagu rohani diputar diselingi undangan untuk menghadiri perayaan Natal. Gereja yang biasanya sepipun kini menjadi sangat ramai, beragam dekorasi dipasang, beragam lagu diputar, beragam pementasan digelar. Aku melihat juga banyak orang yang sibuk berlalu-lalang di gereja. Puji Tuhan dengan tampang yang ceria mereka datang dan pulang.
Seperti orang lain yang sibuk, akupun juga begitu. Datang ke gereja-gereja, ke gedung-gedung pertemuan untuk merayakan Natal, memuji, memuliakan nama Tuhan dan tentunya menerima berkat Tuhan. Natal selalu menjadi momen yang paling ditunggu walaupun setiap tahun selalu datang. Puji Tuhan tahun ini perayaan Natal bisa lebih meriah dari tahun sebelumnya. Walaupun aku melihat suatu pemandangan yang sama dari waktu ke waktu, pemandangan ini masih belum berubah.
Aku melihat Tuhan yang hanya bisa berdiri di luar gedung sambil mengintip di balik jendela hanya untuk bisa melihat orang-orang yang dengan meriahnya merayakan Natal. Berkali-kali Dia menyeka air matanya, entah apa yang ada dalam pikiranNya sekarang, akupun tidak begitu tahu karena aku tidak punya banyak waktu untuk bertanya padaNya karena ada banyak pertunjukan yang harus aku nikmati.
Mungkin Dia sedang terharu menikmati indahnya nuansa Natal, melihat meriahnya perayaan Natal. Mungkin Dia sedang tersentuh ketika mendengar cerita Natal tentang Tuhan yang lahir di kandang domba, yang dibungkus lampin dan terbaring di palungan. Mungkin Tuhan sedang terharu karena orang-orang dapat mendramakan kisahNya dengan sangat indah.
Di gereja yang satu, di gerja yang lain, di gedung pertemuan yang satu, di gedung pertemuan yang lain aku melihat pemandangan yang sama. Tuhan datang adalah yang datang paling awal, yang berdiri di luar pagar, mengintip dari jendela, beberapa kali Dia menyeka air mataNya dan pulang paling akhir untuk mengumpulkan sisa-sisa makanan untuk dibawaNya pulang.
Pada akhirnya Tuhanpun pulang ke gubukNya di pinggir-pinggir jalan, di bantaran-bantaran kali, di trotoar-trotoar. Dengan berbungkus-bungkus makanan sisa perayaan Natal, Dia pulang membawa suka cita Natal untuk dibagiNya kepada keluargaNya.
Selamat merayakan Natal.
Catatan: Dibawakan dalam Natal Bersama Greja Kristen Jawi Wetan Jemaat Tulungagung tahun 2014.
Natal Yang Indah
Reviewed by Admin
on
September 13, 2015
Rating:

Tidak ada komentar