Antara Merasa Cinta dan Cinta Yang Nyata
Seringkali kita dalam hidup ini mendengar
kata-kata cinta. Dan
bahkan mungkin saat ini kita ada yang
sedang merasakan yang
namanya cinta (ciye... ciye... ciye yang
lagi jatuh cinta).
Ada banyak definisi tentang cinta,
yang tidak perlu saya sebutkan (karena saya juga pusing kalau ditanya apa definisinya). Namun yang
jadi perenungan dalam hidup kita apakah cinta yang
ada dalam hati, pikiran dan hidup kita adalah cinta yang
hanya sekedar
rasa, hanya sekedar
kata ataukah cinta yang hidup secara nyata.
Ada banyak kasus yang sering terjadi di mana kita tidak bisa membedakan antara cinta dan kagum (ngefans), dan seringkali kita menamakan kekaguman itu sebagai cinta, atau kita merasa mencintai atau dicintai padahal sebenarnya hanya sekedar rasa yang tidak nyata. Mencintai itu kata kerja, di mana ketika kita mencintai atau ketika kita dicintai berarti di dalamnya ada perbuatan, ada tindakan nyata yang
kita lakukan bukan sekedar merasa-rasa
atau memikir-mikir atau berkata-kata
saja. Mencintai itu memberikan hidup, bukan hanya sekedar bersama dan kita merasakan senang, terlebih lagi bukan sekedar
status yang terbentuk tanpa hubungan yang nyata di dalamnya.
Sama halnya dengan romantika cinta dua anak manusia (cukup dua saja, kalau banyak bisa runyam nanti ceritanya), mencintai alam juga begitu. Mencitai alam bukan sekedar jalan-jalan berpetualang, naik-turun gunung,
camping di alam bebas, nyelam di pantai-pantai, atau poto-poto narsis (itu lebih mirip kerjaan anak-anak kecil yang suka pamer). Mencintai alam bukan pula
ketika kita berada di alam bebas dan kita merasa senang, hati dan pikiran kita merasa terbebas, itu bukan mencintai alam tetapi mengagumi alam (jadi harap dibedakan ya).
Mencintai itu rasa
yang terungkap secara nyata dalam perbuatan. Jadi ketika kita mencintai alam itu artinya kita memberikan diri kita untuk menjaga dan melestarikan alam. Mencintai alam tidak harus dilakukan dengan berpetualang, naik-turun gunung, jalan-jalan menyusuri pantai, menyelami lautan lebih-lebih poto-poto selfie. Namun mencintai alam bisa dilakukan dengan cara sederhana, murah, meriah tetapi bermakna besar yaitu dengan tindakan-tindakan sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi pengguanaan barang-barang yang
tidak ramah lingkungan, menggunakan barang-barang ramah lingkungan, menggunakan kembali barang-barang yang
kita anggap sampah yang
masih bisa dipakai, atau mendaur ulang sampah-sampah supaya bisa digunakan lagi. Sebagai contoh nyata semisal membuang sampah pada tempat sampah, membawa tas kresek sendiri ketika belanja atau menggunakan tas belanja yang
tahan
lama, membawa air minum sendiri menggunakan botol khusus air minum, dan lebih banyak hal lagi yang
dapat kita lakukan. Jadi mari kita mulai belajar mencintai alam dengan cara-cara yang
sederhana, syukur-syukur kita dapat memberikan kontribusi yang
lebih terhadap kelestarian alam seperti ikut menjaga hutan, menanami kembali hutan-hutan yang
gundul dan memulihkan kembali alam yang
rusak. Itulah cinta yang bermakna, cinta yang sesungguhnya, cinta yang nyata, bukan cinta yang hanya sekedar rasa.
Antara Merasa Cinta dan Cinta Yang Nyata
Reviewed by Admin
on
September 06, 2015
Rating:

Tidak ada komentar